Kamis, 31 Maret 2016

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) ITS

Materi :

  1. Sinergitas Penataan Bangunan, Pipa Kabel Bawah laut Menuju Keberlanjutan Pengelolaan Ruang laut
  2. Penataan Bangunan Laut, Pipa dan Kabel Bawah Laut (Aspek Lingkungan)
  3. Aspek Risiko dan Pemantauan dengan AIS (Automatic Identification System)
  4. Bangunan Lepas Pantai
  5. Aspek Hukum Penataan Bangunan Bawah Laut
  6. Construction And Instalation Of Submarine Pipeline
  7. Penataan Bangunan Pantai

Rabu, 30 Maret 2016

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) ITB

Materi :
1. Bangunan Pantai dan Bangunan Lepas Pantai
2. Kriteria Ideal (?) Penempatan Pipa dan Kabel Bawah Laut
3. Pertimbangan Teknis Bangunan Pantai
4. Pipa Penyalur Bawah Laut (Subsea Pipeline)
5. Survey Laut Indonesia Dalam Kegiatan Bangunan Laut, Pipa dan Kabel Bawah Laut

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) IPB


Materi FGD
1. Penilaian Ekonomi Dalam Pembuatan Bangunan dan Instalasi Laut
2. Pertimbangan Sosial Ekonomi Penataan Bangunan Laut, Piupa dan Kabel Bawah Laut
3. Pemanfaatan Pipa Kabel Bawah Laut (Ecological Perspective)
4. Izin Lingkungan Untuk Bangunan Laut dan Instalasi Bawah Laut

Selasa, 01 Maret 2016

BANGUNAN LEPAS PANTAI



Bangunan / Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) adalah struktur atau bangunan yang di bangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang maupun mineral alam.
Fungsi utama dari bangunan lepas pantai adalah untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Adapun faktor lingkungan laut yang berpengaruh untuk rancangan struktur bangunan laut terdiri dari kedalaman perairan, angin, gelombang, arus, kondisi dasar laut, penggerusan dan tektonik (gempa bumi).
Bangunan Lepas pantai biasanya memiliki Rig pengeboran yang mempunyai fungsi untuk analaisa sifat geologis reservoir maupun lubang untuk mengambil bahan tambang seperti minyak. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya harga minyak mentah banyak perusahaan yang melakukan pengeboran diperairan yang lebih dalam yang layak dan sangat ekonomis. dan kira-kira perusahaan pengeboran memiliki sekitar 30 mata bor agarkan pengeboran dapat dilakukan secara bersamaan.
Kebanyakan anjungan tersebut terletak di lepas pantai dari landas kontinen, meskipun dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya harga minyak mentah, pengeboran dan produksi di perairan yang lebih dalam telah menjadi lebih baik, layak dan ekonomis. Sebuah anjungan yang khas mungkin memiliki sekitar tiga puluh mata bor, pengeboran yang terarah memungkinkan sumur bor dapat diakses pada dua kedalaman yang berbeda dan juga pada posisi terpencil sampai 5 mil (8 kilometer) dari platform. Sumur bawah laut yang jauh juga dapat dihubungkan ke anjungan dengan garis aliran dan koneksi pusar. Solusi bawah laut dapat terdiri dari sumur tunggal ataupun dengan pusat manifold (pipa dengan mulut lubang yg banyak) untuk digunakan pada beberapa pengeboran.

Jenis bangunan lepas pantai :

1. Fixed platform
Platform ini dibangun di atas kaki baja (jacket leg) atau beton, atau keduanya, tertanam langsung ke dasar laut, menopang bangunan atas (dek/topside) dengan ruang untuk rig pengeboran, fasilitas produksi dan tempat tinggal pekerja. Platform tersebut, berdasarkan kekakuannya, dirancang untuk penggunaan waktu yang sangat panjang (hingga 50 tahun). Berbagai jenis struktur yang digunakan, kaki baja, beton caisson, baja dan bahkan beton mengambang. Kaki baja (jacket leg) bagian vertikal tersusun dari baja tubular, dan biasanya dipaku bumi ke dasar laut. Fixed platform layak secara ekonomi untuk instalasi di kedalaman air hingga sekitar 1.700 kaki (520 m).


2. Compliant tower
Platform ini terdiri dari menara fleksibel ramping dan pondasi tiang yang mendukung dek konvensional untuk operasi pengeboran dan produksi. Compliant tower dirancang untuk mempertahankan defleksi dan beban lateral yang signifikan, dan biasanya digunakan di kedalaman air berkisar antara 1.200 sampai 3.000 kaki (370-910 m).

3. Semi-submersible platform
Platform ini memiliki lambung (kolom dan ponton) apung yang cukup membuat struktur untuk mengapung (seperti kapal), tetapi juga cukup berat untuk menjaga struktur tetap tegak dan stabil. Semi-submersible platform dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, dapat dinaikkan atau diturunkan dengan mengubah jumlah air di tangki apung. Platform ini umumnya ditambatkan dengan kombinasi tali rantai, kawat atau tali polyester, atau keduanya, selama pengeboran atau produksi operasi, atau keduanya, meskipun dapat dijaga posisinya dengan menggunakan sistem dynamic positioning. Semi-submersible dapat digunakan di kedalaman air dari 200 sampai 10.000 kaki (60 sampai 3.000 m).


4. Jack-up drilling rig
Jack-up Drilling Unit yang dapat berpindah (atau biasa disebut jack-up), seperti namanya, adalah rig yang bisa didongkrak di atas laut dengan menggunakan kaki-kaki yang dapat diturunkan, seperti jack. Platform ini biasanya digunakan di kedalaman air hingga 400 kaki (120 m), meskipun beberapa desain bisa digunakan pada kedalaman 550 ft (170 m). Platform ini dirancang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan kemudian menancapkan dirinya dengan mengerahkan kaki ke dasar laut menggunakan roda gigi (gearbox) di setiap kaki.


5. Drillships
Drillship adalah kapal maritim yang telah dilengkapi dengan peralatan pengeboran. Platform ini paling sering digunakan untuk eksplorasi pengeboran minyak baru atau sumur gas di perairan dalam, tetapi juga dapat digunakan untuk pengeboran ilmiah. Versi awal dibangun pada lambung kapal tanker yang dimodifikasi, namun desain yang sesuai dengan tujuannya sudah digunakan saat ini. Drillship Kebanyakan dilengkapi dengan sistem positioning yang dinamis (dynamic positioning) untuk mempertahankan posisi di atas sumur yang dibor. Drillship dapat mengebor di kedalaman air hingga 12.000 ft (3.700 m).


6. Floating production systems
FPSO (floating production, storage, dan offloading system) terdiri dari struktur monohull besar, pada umumnya (tetapi tidak selalu) berbentuk kapal, dilengkapi dengan fasilitas pengolahan minyak dan gas bumi. Platform ini ditambat ke lokasi untuk waktu yang lama, dan tidak benar-benar mengebor minyak atau gas. Beberapa varian dari aplikasi ini, yang disebut FSO (floating storage offloading) atau FSU (floating storage unit), yang digunakan secara eksklusif untuk tujuan penyimpanan, dan hanya memiliki peralatan proses yang sangat sedikit. 


7. Tension-leg platform
TLP adalah platform mengambang yang ditambatkan ke dasar laut untuk menghilangkan gerakan yang paling vertikal pada struktur. TLP digunakan di kedalaman air hingga sekitar 6.000 kaki (2.000 m). TLP "konvensional" adalah desain 4-kolom yang terlihat mirip dengan semisubmersible. 


8. Gravity-based structure (GBS)
Sebuah GBS dapat terbuat dari baja atau beton dan biasanya tertanam langsung ke dasar laut. GBS baja banyak digunakan ketika terdapat ketidaktersediaan atau keterbatasan kapal tongkang derek untuk menginstal platform lepas pantai tetap (fix platform). GBS baja biasanya tidak menyediakan kemampuan penyimpanan hidrokarbon. GBS baja diinstal dengan menariknya dari lapangan fabrikasi, baik dengan penarikan basah (wet towing) atau penarikan kering (dry towing), dan pemasangan sendiri dengan ballasting yang dikendalikan dari kompartemen dengan air laut. Untuk posisi GBS selama instalasi, GBS dapat dihubungkan ke salah satu tongkang transportasi atau kapal tongkang lainnya (asalkan itu cukup besar untuk mendukung GBS) menggunakan jack strand. Jack akan dirilis secara bertahap sementara GBS menyesuaikan ballasting untuk memastikan bahwa GBS tidak bergerak terlalu banyak dari lokasi target.


9. Spar platform
Spar tertambat ke dasar laut seperti TLP, namun TLP memiliki tether (tendon) tegang vertikal, sedangkan spar memiliki tali tambat yang lebih konvensional. Spar telah dirancang dalam tiga konfigurasi: lambung silindris tunggal konvensional, "truss spar" di mana bagian tengah terdiri dari elemen truss menghubungkan lambung apung atas (disebut tangki keras) dengan tangki lembut bawah mengandung ballast permanen, dan "spar sel" yang dibangun dari silinder vertikal ganda. Spar memiliki stabilitas lebih tinggi daripada TLP karena memiliki penyeimbang yang besar di bagian bawah dan tidak tergantung pada tambatan untuk menahan tegak. Spar juga memiliki kemampuan, dengan menyesuaikan ketegangan mooring line (menggunakan chain-jack melekat pada tali tambat), bergerak horizontal dan memposisikan diri di atas sumur agak jauh dari lokasi platform utama.

Senin, 29 Februari 2016

BANGUNAN PANTAI



Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Kebanyakan kerusakan pada struktur bangunan pantai disebabkan oleh datangnya gelombang laut yang cukup besar sehingga bangunan pantai tidak dapat menahan gelombang tersebut.Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu:
  1. memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan karena serangan gelombang
  2. mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai
  3. mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai
  4. reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain.
Jenis-jenis bangunan-bangunan pelindung pantai yaitu :
a. Groin
Groin adalah banguna pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai dan berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untk menahan masuknya transport sedimen sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai. Groin yang ditempatkan di pantai akan menahan gerak sedimen tersebut sehingga sedimen mengendap di sisi sebelah hulu (terhadap arah transport sedimen sepanjang pantai ). Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi sementara suplai dari sebelah hulu terhalang oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami deficit sedimen sehingga pantai mengalami erosi. perlindungan pantai dengan menggunakan satu buah groin tidak efektif. Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu.



b. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhedap pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara geelombang pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk kemuara sungai.
Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasirdengan gelombang yang cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir.karena pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transport akan terdorong oleh gelombang masuk kemuara dan kemudian diendapkan. endapan yang sangat besar dapat menyebabkan tersumbatnya muara sungai. penutupan muara sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah hulu muara.
Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah yang sama dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, mengingat fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah.tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya sedimen kemuara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya untuk penaggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat penting. Jetty sedang dimana ujungnya berada anatar muka air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada permukaan air surut.fungsi utama bnagunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga apada awal musim penghujan di mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah terbuka.
Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang ditempatkan pada kedua sisi atau hanya satusisi tebing muara yang tidak menjorok kelaut. Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya endapan dimuara, fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu mencegah berbeloknya muara sungai degan mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi endapan.


c. Breakwater
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.


Breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
  • Attached Breakwater
Tipe ini banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. Tipe ini yang berhubungan langsung dengan pantai atau daratan
  • Detached Breakwater
Tipe ini untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Tipe ini yang tidak berhubungan dengan garis pantai dan dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.

d. Seawall
Seawall berfungsi sebagai pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya. 
Jenis seawall :
  • Curved Sea Wall
Curved Seawall biasanya berbentuk struktur besar dan dibuat dengan campuran beton. Curved Seawall memiliki bentuk kurva cekung yang dirancang untuk membelokkan energi gelombang yang datang ke arah atas dan menjauh dari bagian bawah seawall, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi gerusan di dasar dinding.


  • Gravity Sea Wall
Gravity Seawall merupakan konstruksi yang bergantung pada berat bahan material yang menyusunnya untuk memberikan stabilitas terhadap gaya gelombang yang datang. Konstruksi ini membutuhkan tanah fondasi yang kuat untuk mendukung gaya berat konstruksi secara memadai. Gravity Seawall dalam menahan gelombang bergantung pada kekuatan geser sepanjang dasar struktur untuk mendukung beban yang diterapkan.
  • Steel Sheet Pile Sea Wall
Steel Sheet Pile Seawall merupakan jenis seawall yang menggunakan baja lembaran yang ditancapkan ke dalam tanah. Seawall jenis ini biasanya digunakan di daerah yang intensitas gelombangnya relatif kecil.



  • Concrete Block and Rock Walls
Concrete Block and Rock Walls dibangun dari blok-blok beton dan batu-batu yang dipasang di lereng buatan manusia. Konstruksi ini biasanya memiliki biaya operasi yang lebih rendah dari seawall jenis lainnya dan memiliki usia layan yang tidak lama. Bentuk lereng yang landai akan menghilangkan kekuatan gelombang sedangkan batu-batu yang telah disusun akan menyerap energi gelombang dan membagi gelombang utama yang datang menjadi gelombang yang lebih kecil.


e. Dinding Pantai atau Revetmen
Revetments adalah sebuah permukaan penutup yang terdiri dari material tahan erosi dan ditempatkan langsung pada sebuah lereng atau tanggul untuk melindungi dari gelombang dan arus yang kuat. Konstruksi ini biasanya dibangun untuk menjaga bentuk garis pantai dan melindungi lereng. Revetments dibangun menggunakan armorstone atau rip-rap stone disesuaikan dengan besarnya energi gelombang yang bekerja pada lingkungan tersebut. Dalam konstruksi revetments ini juga digunakan geotextile sebagai underlayer. Penggunaan geotextile bertujuan melindungi bagian bawah konstruksi agar tidak terkontaminasi oleh tanah dari dasar laut atau material-material yang tidak diinginkan lainnya.

Peraturan Perundang-undangan

A. Undang-undang

  1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
  2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan
  3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


B. Peraturan Pemerintah

  1. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhan
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1974 Tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Di Daerah Lepas Pantai
  3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian
  4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim


C. PERATURAN MENTERI

  1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
  2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Pengamanan Pantai
  3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
  4. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pedman Teknis Pembongkaran Instalasi Lepas Pantai Minyak Dan Gas Bumi
  5. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 28/PERMEN-KP/2015 Tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Survey Dan Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Yang Tenggelam

AMDAL

Pembangunan Pelabuhan

Isu Kebijakan Kelautan

Isu Strategis Bidang Kelautan